Senin, 07 April 2014

PSIKOTERAPI



·         Definisi Psikoterapi
Psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional dengan pasien. Sedangkan Wampold (dalam Kertamuda, 2010) berpendapat bahwa psikoterapi adalah cara yang paling utama dalam interpersonal yang berlandaskan pada prinsip-prinsip psikologikal.
Wampold (2001) juga mengatakan bahwa psikoterapi adalah proses interaksi yang melibatkan partisipasi aktif dari terapis dan klien dalam hubungan terapeutik.
Menurut Sarwono (2009) psikoterapi adalah upaya intervensi oleh psikoterapis terlatih agar kliennya bisa mengatasi persoalannya. Pada dasarnya, metode psikoterapi adalah wawancara tatap muka perorangan,  tapi dalam prakteknya banyak variasi teknik psikoterapi, tergantung pada teori yang mendasarinya dan jenis masalah yang sedang dihadapi klien.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa psikoterapi adalah proses interaksi antara terapis dan klien yang berlandaskan prinsip-prinsip psikologikal agar klien bisa mengatasi persoalannya.
·         Tujuan Psikoterapi
Tujuan psikoterapi adalah untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien yang terganggu (mulai dari masalah ringan sampai gangguan mental berat) agar bisa berfungsi kembali dengan optimal sehingga klien tersebut bisa merasa bahwa dirinya lebih sehat mental (Sarwono, 2009).
Sedangkan Wohlberg (dalam Kertamuda, 2010) mengatakan bahwa psikoterapi memiliki beberapa tujuan, seperti :
1.      Menghilangkan, mengubah atau menemukan gejala-gejala yang ada
2.      Memperbaiki pola tingkah laku yang rusak
3.      Meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang positif.
Menurut Wampold (2001) psikoterapi bertujuan untuk memfasilitasi adaptasi baik itu perilaku, persepsi, sikap, keyakinan, dan atau respon emosi klien.
·         Unsur Psikoterapi
Menurut Masserman (dalam Residen Bagian Psikiatri, 2007) menjelaskan bahwa terdapat delapan parameter pengaruh dasar yang mencakup unsur-unsur yang lazim pada semua jenis psikoterapi. Kedelapan parameter tersebut adalah :
1.      Peran Sosial (Martabat)
2.      Hubungan (Persekutuan Tarapeutik)
3.      Hak
4.      Retrospeksi
5.      Reduksi
6.      Rehabilitasi, Memperbaiki gangguan perilaku berat
7.      Resosialisasi
8.      Rekapitulasi
·         Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Beberapa ahli menyebutkan beberapa perbedaan antara konseling dan psikoterapi :
1.      Leona Tylor (dalam Kertamuda, 2010), menurutnya konseling menekankan pada menolong individu untuk menggunakan potensinya semaksimal mungkin agar dapat menyelesaikan diri dengan lingkungannya. Sedangkan psikoterapi biasanya dihunakan untuk pembenahan (reconstruktive) karena ada perubahan di dalam struktur kepribadian.
2.      Vance & Volksky (dalam Kertamuda, 2010), mengemukakan bahwa konseling diperuntukan bagi individu yang normal, masalahnya mengenai perkembangan yang alami. Sedangkan psikoterapi lebih kepada individu yang mengalami deviasi (tidak normal / penyimpangan psikis.
3.      Trotzer dan Trotzer (dalam Kertamuda, 2010), menjelaskan bahwa psikoterapi seringkali melakukan hubungan (relasi) untuk jangka waktu yang panjang (misalnya 20 sampai 40 sesi selama lebih dari 6 bulan hingga 2 tahun) dan juga terfokus pada perubahan perilaku. Sedangkan konseling lebih pada tujuan jangka pendek, yaitu antara 8-12 sesi yang terbagi ke dalam beberapa bulan dan terfokus kepada menemukan jalan keluar dari masalah.
Perbandingan antara konseling dan psikoterapi menurut Thomson, et.al., (dalam Komalasari, dkk. 2011) :
Konseling lebih banyak untuk
Psikoterapi lebih banyak untuk
1.      Konseli atau klien
1.      Pasien
2.      Masalah yang ringan
2.      Gangguan yang serius
3.      Masalah pribadi, sosial, pekerjaan, pendidikan, dan pengambilan keputusan
3.      Gangguan kepribadian
4.      Bersifat mencegah dan memberi perhatian pada perkembangan
4.      Bersifat remedial
5.      Pada setting pendidikan dan perkembangan
5.      Pada setting klinis dan medis
6.      Berada pada area kesadaran (conscious)
6.      Berada pada area ketidaksadaran (unconcious)
7.      Menggunakan metode pengajaran
7.      Menggunakan metode penyembuhan

·         Psikoterapi dalam berbagai Pendekatan Terhadap Mental Illness
1.      Wawancara Awal :
o   Dikemukakan apa yang akan terjadi selama terapi berlangsung, aturan-aturan, yang akan dilakukan terapi dan yang diharapkan dari klien, serta kontrak terapeutik (tujuan, harapan, kapan, dimana, lama, keterbatasan, dll.)
o   Selanjutkan akan diketahui apa yang menjadi masalah klien, klien akan menceritakan masalah (terdapat komitmen untuk mengkomunikasikan), terapis dan klien saling bekerjasama.
2.      Proses Terapi :
o   Mengkaji pengalaman klien, hubungan terapis dengan klien, dan pengenalan – penjelasan – pengartian perasaan & pengalaman klien.
3.      Pengertian Ke Tindakan :
o   Terapis bersama-sama dengan klien mengkaji dan mendiskusikan apa yang telah dipelajari klien selama terapi berlangsung, serta pengetahuan klien akan aplikasinya nanti diperilaku dan kehidupan sehari-hari.
4.      Mengakhiri Terapi :
o   Terapi dapat berakhir jika tujuan telah tercapai, atau karena klien tidak melanjutkan lagi, atau terapis tidak dapat menolong kliennya lagi (merujuk ke ahli lain).
o   Beberapa pertemuan sebelum terapi berakhir klien diberitahu bahwa klien dipersiapkan untuk menjadi lebih mandiri menghadapi lingkungannya nanti.
·         Bentuk – Bentuk Utama Terapi :
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi dibedakan atas (dalam Elvira, 2007), yaitu :
1.      Psikoterapi Suportif :
o   Bertujuan untuk : 1) mendukung fungsi-fungsi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada, 2) memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik, 3) perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
o   Pendekatannya dengan cara bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan dan terapi kelompok.
2.      Psikoterapi Reedukatif :
o   Bertujuan untuk mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.
o   Pendekatan dengan cara terapi perilaku, terapi kelompok. terapi keluarga, psikodarma, dll.
3.      Psikoterapi Rekonstruktif :
o   Bertujuan untuk dicapainya insight akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapau perubahan luas struktur kepribadian seseorang.
o   Pendekatan denfan cara psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Fromm, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.


SUMBER :
1.      Sarwono, S. W. (2009). Peningkatan Psikologi Umum. Jakarta: RAJAGRAFINDO PERSADA.
2.      Elvira, S. D. (2007). Psikoterapi. Jurnal Kalimantan Scientiae, Vol. 25, No. 69.
3.      Kertamuda, F. (2010). Konseling: Teori dan KeterampilanDasar. Jakarta: Universitas Paramadina.
4.      Komalasari, Wahyuni & Karsih. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. INDEKS
5.     Lubis, D. B. & Elvira, S. D. (2005). Penuntun Wawancara Psikodinamik dan Psikoterapi. Balai Penerbit FKUI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar