·
Definisi Psikoterapi
Psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat
psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana
seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional dengan pasien.
Sedangkan Wampold (dalam Kertamuda, 2010) berpendapat bahwa psikoterapi adalah
cara yang paling utama dalam interpersonal yang berlandaskan pada
prinsip-prinsip psikologikal.
Wampold (2001) juga mengatakan bahwa psikoterapi adalah proses
interaksi yang melibatkan partisipasi aktif dari terapis dan klien dalam
hubungan terapeutik.
Menurut Sarwono (2009) psikoterapi adalah upaya intervensi
oleh psikoterapis terlatih agar kliennya bisa mengatasi persoalannya. Pada
dasarnya, metode psikoterapi adalah wawancara tatap muka perorangan, tapi dalam prakteknya banyak variasi teknik
psikoterapi, tergantung pada teori yang mendasarinya dan jenis masalah yang
sedang dihadapi klien.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
psikoterapi adalah proses interaksi antara terapis dan klien yang berlandaskan
prinsip-prinsip psikologikal agar klien bisa mengatasi persoalannya.
·
Tujuan Psikoterapi
Tujuan psikoterapi adalah untuk mengembalikan keadaan
kejiwaan klien yang terganggu (mulai dari masalah ringan sampai gangguan mental
berat) agar bisa berfungsi kembali dengan optimal sehingga klien tersebut bisa merasa
bahwa dirinya lebih sehat mental (Sarwono, 2009).
Sedangkan Wohlberg (dalam Kertamuda, 2010) mengatakan bahwa
psikoterapi memiliki beberapa tujuan, seperti :
1. Menghilangkan, mengubah atau
menemukan gejala-gejala yang ada
2. Memperbaiki pola tingkah laku yang
rusak
3. Meningkatkan pertumbuhan serta
perkembangan kepribadian yang positif.
Menurut Wampold (2001) psikoterapi bertujuan untuk
memfasilitasi adaptasi baik itu perilaku, persepsi, sikap, keyakinan, dan atau
respon emosi klien.
·
Unsur Psikoterapi
Menurut Masserman (dalam Residen Bagian Psikiatri, 2007)
menjelaskan bahwa terdapat delapan parameter pengaruh dasar yang mencakup
unsur-unsur yang lazim pada semua jenis psikoterapi. Kedelapan parameter tersebut
adalah :
1. Peran Sosial (Martabat)
2. Hubungan (Persekutuan Tarapeutik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Reduksi
6. Rehabilitasi, Memperbaiki gangguan
perilaku berat
7. Resosialisasi
8. Rekapitulasi
·
Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Beberapa ahli menyebutkan beberapa perbedaan antara konseling
dan psikoterapi :
1. Leona Tylor
(dalam Kertamuda, 2010), menurutnya konseling menekankan pada menolong individu
untuk menggunakan potensinya semaksimal mungkin agar dapat menyelesaikan diri
dengan lingkungannya. Sedangkan psikoterapi biasanya dihunakan untuk pembenahan
(reconstruktive) karena ada perubahan di dalam struktur kepribadian.
2. Vance & Volksky (dalam Kertamuda, 2010), mengemukakan bahwa konseling diperuntukan bagi
individu yang normal, masalahnya mengenai perkembangan yang alami. Sedangkan
psikoterapi lebih kepada individu yang mengalami deviasi (tidak normal /
penyimpangan psikis.
3. Trotzer dan Trotzer (dalam Kertamuda, 2010), menjelaskan bahwa psikoterapi seringkali
melakukan hubungan (relasi) untuk jangka waktu yang panjang (misalnya 20 sampai
40 sesi selama lebih dari 6 bulan hingga 2 tahun) dan juga terfokus pada
perubahan perilaku. Sedangkan konseling lebih pada tujuan jangka pendek, yaitu
antara 8-12 sesi yang terbagi ke dalam beberapa bulan dan terfokus kepada
menemukan jalan keluar dari masalah.
Perbandingan antara
konseling dan psikoterapi menurut Thomson, et.al., (dalam Komalasari, dkk.
2011) :
Konseling
lebih banyak untuk
|
Psikoterapi
lebih banyak untuk
|
1. Konseli atau klien
|
1.
Pasien
|
2. Masalah yang ringan
|
2.
Gangguan yang serius
|
3. Masalah pribadi, sosial, pekerjaan, pendidikan,
dan pengambilan keputusan
|
3.
Gangguan kepribadian
|
4. Bersifat mencegah dan memberi perhatian pada
perkembangan
|
4.
Bersifat remedial
|
5. Pada setting pendidikan dan perkembangan
|
5.
Pada setting klinis dan medis
|
6. Berada pada area kesadaran (conscious)
|
6.
Berada pada area ketidaksadaran (unconcious)
|
7. Menggunakan metode pengajaran
|
7.
Menggunakan metode penyembuhan
|
·
Psikoterapi dalam berbagai Pendekatan
Terhadap Mental Illness
1.
Wawancara Awal :
o
Dikemukakan
apa yang akan terjadi selama terapi berlangsung, aturan-aturan, yang akan
dilakukan terapi dan yang diharapkan dari klien, serta kontrak terapeutik
(tujuan, harapan, kapan, dimana, lama, keterbatasan, dll.)
o
Selanjutkan
akan diketahui apa yang menjadi masalah klien, klien akan menceritakan masalah
(terdapat komitmen untuk mengkomunikasikan), terapis dan klien saling
bekerjasama.
2. Proses Terapi :
o
Mengkaji
pengalaman klien, hubungan terapis dengan klien, dan pengenalan – penjelasan –
pengartian perasaan & pengalaman klien.
3.
Pengertian Ke Tindakan :
o
Terapis
bersama-sama dengan klien mengkaji dan mendiskusikan apa yang telah dipelajari
klien selama terapi berlangsung, serta pengetahuan klien akan aplikasinya nanti
diperilaku dan kehidupan sehari-hari.
4.
Mengakhiri Terapi :
o
Terapi
dapat berakhir jika tujuan telah tercapai, atau karena klien tidak melanjutkan
lagi, atau terapis tidak dapat menolong kliennya lagi (merujuk ke ahli lain).
o
Beberapa
pertemuan sebelum terapi berakhir klien diberitahu bahwa klien dipersiapkan
untuk menjadi lebih mandiri menghadapi lingkungannya nanti.
·
Bentuk – Bentuk Utama Terapi :
Berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai, psikoterapi dibedakan atas (dalam Elvira, 2007), yaitu :
1.
Psikoterapi Suportif :
o
Bertujuan
untuk : 1) mendukung fungsi-fungsi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang
ada, 2) memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan
lebih baik, 3) perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
o
Pendekatannya
dengan cara bimbingan, reassurance,
katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi
lingkungan dan terapi kelompok.
2.
Psikoterapi Reedukatif :
o
Bertujuan
untuk mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan tertentu dan membentuk
kebiasaan yang lebih menguntungkan.
o
Pendekatan
dengan cara terapi perilaku, terapi kelompok. terapi keluarga, psikodarma, dll.
3.
Psikoterapi Rekonstruktif :
o
Bertujuan
untuk dicapainya insight akan
konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapau perubahan luas struktur
kepribadian seseorang.
o
Pendekatan
denfan cara psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan,
Horney, Fromm, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.
SUMBER :
1.
Sarwono,
S. W. (2009). Peningkatan Psikologi Umum.
Jakarta: RAJAGRAFINDO PERSADA.
2.
Elvira,
S. D. (2007). Psikoterapi. Jurnal
Kalimantan Scientiae, Vol. 25, No. 69.
3.
Kertamuda,
F. (2010). Konseling: Teori dan
KeterampilanDasar. Jakarta: Universitas Paramadina.
4.
Komalasari,
Wahyuni & Karsih. (2011). Teori dan
Teknik Konseling. Jakarta: PT. INDEKS
5. Lubis, D. B.
& Elvira, S. D. (2005). Penuntun Wawancara
Psikodinamik dan Psikoterapi. Balai Penerbit FKUI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar