Kamis, 18 April 2013

Konsep Manusia Menurut Aliran Psikoanalisa, Humanistik, dan Behaviorisme


A. Aliran Psikoanalisa
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri aliran psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal. Pandangan Freud secara lengkap adalah sebagai berikut :
1) Kesadaran dan Ketidaksadaran
Sigmund Freud berpendapat bahwa kehidupan psikis terdiri dari kesadaran dan ketidaksadaran. Kesadaran dapat diibaratkan sebagai permukaan gunung es yang nampak. Jadi, kesadaran itu merupakan bagian kecil dari kepribadian. Ketidaksadaran yang merupakan bagian kecil dari gunung es di bawah permukaan air mengandung insting-insting yang mendorong perilaku manusia. Menurut Freud ada bagian lain disebut prasadar (preconscious). Dalam preconscious stimulus-stimulus belum direpres, sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan kembali dalam kesadaran.
Selain itu, Freud mempunyai pandangan bahwa kepribadian terdiri dari Id, Ego, dan Super ego.
2) Insting dan Kecemasan
Freud menyatakan insting terdiri dari insting untuk hidup (life instinct) dan insting untuk mati (death instinct). Life instinct mencakup lapar, haus, dan sek, ini merupakan kekuatan kreatif dan oleh Freud disebut Libido. Sedangkan death instinct merupakan kekuatan destruktif. Hal ini dapat ditujukan kepada diri sendiri, menyakiti diri sendiri atau bunuh diri atau ditujukan keluar merupakan bentuk agresi.
Pandangan lain dari Freud adalah tentang mekanisme pertahananan. Sembilan mekanisme pertahanan yang dikemukakan oleh Freud adalah :
1. Represi
2. Pembentukan Reaksi
3. Proyeksi
4. Penempatan yang Keliru
5. Rasionalisasi
6. Supresi
7. Sublimasi
8. Kompensasi
9. Regresi


B. Aliran Humanistik
Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari psikologi humanistik. Psikologi Humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh psikologi humanistik memandang behaviorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut psikologi humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang dituangkan dalam bukunya “Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang berhierarki, meliputi :
1. Kebutuhan Fisiologis (The Physiological Needs)
2. Kebutuhan Rasa Aman (The Safety Needs)
3. Kebutuhan Rasa Cinta dan Memiliki (The Love and Belongingness Needs)
4. Kebutuhan Akan Penghargaan (The Self-Esteem Needs)
5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (The Self-Actualization Needs)
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dikatan berhierarki karena kebutuhan yang lebih tinggi menuntut dipenuhi apabila kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah sudah terpenuhi.


C. Aliran Behaviorisme
Aliran ini diprakarsai oleh John B. Watson. Dalam teori ini menyatakan bahwa subjek psikologi dibatasi pada studi mengenai perilaku dan kegiatan – kegiatan manusia dan binatang yang dapat di observasi dan menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi.
Behaviorisme menekankan perspektif psikologi pada tingkah laku manusia, yakni bagaimana individu dapat memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, dan menjadi lebih mengtahui. Behaviorisme memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan, pengalaman, dan pemeliharaan atas bentuk perilakunya. Tujuan aliran psikologi Behaviorisme adalah mencoba memprediksi dan mengontrol perilaku manusia sebagai introspeksi dan evaluasi terhadap tingkah laku yang dapat diamati, bukan pada ranah kesadaran.
Ivan Petrovic Pavlov pernah melakukan eksperimen terhadap seekor anjing. Ia menyalakan lampu di depan anjing yang sedang lapar. Anjing tersebut tidak mengeluarkan air liur. Saat Parlov meletakkan sepotong daging didepannya, anjing tersebut mengeluarkan air liur. Perlakuan itu terus diulang-ulang beberapa kali, sehingga setiap kali lampu dinyalakan anjing tersebut mengeluarkan air liur, walaupun tidak disajikan sepotong daging. Dalam kasus ini, air liur anjing disebut sebagai conditioned response, sementara cahaya lampu disebut sebagai conditioned stimulus.
Jika eksperimen tersebut direfleksikan terhadap manusia sebagai individu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hakikat aliran Behaviorisme adalah teori belajar, bagaimana individu memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu. Kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan perkembangan tingkah laku dalam hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya. Menurut B.F. Skinner, cara efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan penguatan (reinforcement) dan pemberian hukuman (punishnent), suatu strategi yang membuat tingkah laku tertentu berpeluang untuk terjadi atau sebaliknya (berpeluang untuk tidak terjadi) pada masa mendatang. Jadi, yang menjadi prinsip umum dalam aliran Behaviorisme adalam tingkah laku sebagai objek, refleks atas semua bentuk tingkah laku, dan pembentukan kebiasaan dalam individu.
Dalam aliran Psikoanalisa dan Behavioristik, keduanya mengabaikan segala potensi yang berada didalam diri individu, semntara aliran Humanistik menganggap bahwa potensi dalam diri manusia merupakan sumber utama untuk mewujudkan diri menjadi lebih baik lagi.

SUMBER : Heru Basuki, A.M. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Nama : Cindy Natalia
Kelas : 2 PA08
NPM : 11511660