Self adalah
apa yang manusia rasakan didalam dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian yaitu,
ideal self dan relity self. Ideal self adalah diri yang diharapkan individu,
sedangkan reality self adalah kenyataan yang ada pada diri individual keadaan
apa adanya pada diri individu. Kesulitan akan timbul bila tidak terjadi
ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan ideal selfnya (kesenjangan
antara harapan dan realita). Individual yang sehat adalah individu yang jarak
reality self dan ideal self tidak terlalu jauh
.
Terdapat tiga gambaran umum
aktualisasi diri :
a. Aktualisasi diri
bukanlah merupakan keadaan yang menetap, melainkan suatu proses yang kontinu.
b. Aktualisasi diri merupakan proses yang sukar bahkan terkadang menyakitkan sehingga diperlukan keberanian untuk menjalaninya. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang yang mengaktualisasikan diri tidaklah berbahagia di setiap masanya. Kebahagiaan itu akan timbul sebagai efek dari aktualisasi diri ini.
c. Orang yang mengaktualisasikan diri adalah benar-benar diri mereka sendiri dan tidak bersembunyi di balik topeng ataupun menyembunyikan sebagian dari dirinya.
b. Aktualisasi diri merupakan proses yang sukar bahkan terkadang menyakitkan sehingga diperlukan keberanian untuk menjalaninya. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang yang mengaktualisasikan diri tidaklah berbahagia di setiap masanya. Kebahagiaan itu akan timbul sebagai efek dari aktualisasi diri ini.
c. Orang yang mengaktualisasikan diri adalah benar-benar diri mereka sendiri dan tidak bersembunyi di balik topeng ataupun menyembunyikan sebagian dari dirinya.
Terdapat lima tanda-tanda
orang yang melakukan aktualisasi diri, yaitu:
1. Terbuka pada Pengalaman
Orang yang tidak mengembangkan
penghargaan positif bersyarat akan mengembangkan sikap yang terbuka pada
pengalaman. Pengalaman tidak hanya diterima namun juga dimanfaatkan untuk
mengembangkan persepsi dan ungkapan baru. Saat mengalami pengalaman, orang yang
demikian lebih mengalami emosi yang lebih kuat, baik emosi positif maupun
negatif, dibanding orang yang defensif.
2. Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya,
aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan karena ia
terbuka pada setiap pengalaman. Ia tidak akan beperasangka dan mudah
menyesuaikan diri terhadap pengalaman sehingga tidak harus memanipulasi apa
yang dialaminya. Menurut Rogers, kehidupan eksistensial ini merupakan ciri
terpenting kepribadian yang melakukan aktualisasi diri/keperibadian yang sehat.
3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Orang yang mengaktualisasikan
diri akan terbuka pada pengalaman sehingga ia menerima semua informasi yang
ada, bahkan dari segi selain pikirannya. Organismenya secara keseluruhan, baik
sadar dan tak sadar, faktor emosional maupun intelektual, akan menyerap semua
informasi yang diterima. Hal ini menjadikannya dalam membuat keputusan dapat
mempercayai organismenya sendiri, intuisinya, impuls-impuls yang timbul
seketika. Ia menjadi spontan namun tidak terburu-buru (tidak mempertimbangkan
konsekuensi tindakan). Ia percaya
dirinya sendiri.
4. Persaaan Bebas
Orang yang sehat dapat memilih
dengan bebas dapat memilih dengan bebas tanpa rintangan atau paksaan antara
alternatif pikiran dan tindakan. Ia memiliki perasaan berkuasa secara peribadi
mengenai kehidupan. Karena merasa bebas dan berkuasa, ia menjadi mampu melihat
banyaknya pilihan dalam kehidupan dan mampu melakukan pilihan-pilihan tersebut
sesuai kehendaknya.
5. Kreativitas
5. Kreativitas
Dengan ciri-ciri di atas membawa
akibat yaitu orang yang sehat adalah orang yang kreatif. Kreativitas dan
spontanitas orang yang mengaktualisasikan diri menjadikannya pantas untuk
menjadi barisan depan dalam proses evolusi manusia.
Menurut Rogers manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa pada masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita.
Positive Regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan dimiliki semua orang. Semua anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan yang ini. Anak puas kalau dia menerima kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi ia akan kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Self concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhu oleh ibu. Namun jika si-ibu tidak memberikan positive regard kepada anak, anak akan menjadi peka terhadap suatu tanda penolakan. Dalam hal ini anak mengharapkan bimbingan dan tingkah lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena ia telah merasa kecewa, maka kebutuhan positive regard sekarang bertambah kuat, anak bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi diri.
Nama : Cindy Natalia
Kelas : 2PA08
NPM : 11511660
SUMBER : Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius
SUMBER : Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar